Dalam dunia perbankan, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR), keberhasilan menjaga kualitas kredit tak hanya ditentukan pada saat penyaluran, tetapi juga pada proses penagihan. Sayangnya, masih banyak yang memandang fungsi collection sekadar sebagai aktivitas mengejar debitur yang menunggak. Padahal, dengan pendekatan yang tepat, collection justru bisa menjadi ujung tombak pencegahan risiko gagal bayar. Di sinilah pentingnya memahami dan menerapkan collection yang proaktif.
Collection yang proaktif bukan sekadar respons terhadap tunggakan. Ia dimulai jauh sebelum jatuh tempo, berorientasi pada pemahaman mendalam terhadap perilaku debitur, pemantauan kolektibilitas harian, serta komunikasi yang intensif namun humanis. Inisiatif ini melibatkan proses sistematis yang menyatukan pemetaan risiko awal, kerja sama antardepartemen, serta penggunaan indikator yang relevan untuk evaluasi dan monitoring.
Sumber daya manusia memegang peranan sentral. SDM yang dilibatkan dalam proses collection bukan hanya dituntut untuk cakap dalam komunikasi, tetapi juga memahami aspek etika, legalitas, dan mampu membangun hubungan positif tanpa mengorbankan ketegasan. Unit kerja lain seperti bagian kredit, analisa risiko, dan kepatuhan juga wajib bersinergi, karena keberhasilan collection tidak mungkin berdiri sendiri.
Lebih jauh, strategi collection yang efektif perlu didukung dengan pendekatan digital dan pelaporan real time, sehingga proses pemantauan lebih terukur dan respons terhadap gejala gagal bayar bisa lebih cepat. Strategi ini pula yang mendorong perlunya evaluasi berkala dan pemutakhiran pendekatan berdasarkan dinamika di lapangan.
Etika menjadi garis penuntun utama. Dalam upaya menagih, pendekatan yang manusiawi tetap harus dijunjung, agar tidak hanya target kolektibilitas yang tercapai, tetapi juga kepercayaan nasabah tetap terjaga. Bahkan, komunikasi yang tepat bisa menjadi jembatan edukasi keuangan bagi debitur, yang pada gilirannya memperkuat ekosistem kredit yang sehat dan berkelanjutan.
Semua pembahasan ini akan diulas tuntas dalam webinar bersama narasumber berpengalaman, Pramono Hadi—bankir dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang kontrol keuangan, kredit, hingga pengawasan risiko. Beliau akan membagikan strategi konkret, studi kasus, serta tips praktis bagi para praktisi BPR agar mampu membangun sistem collection yang tidak hanya sigap, tetapi juga strategis dan berintegritas.
Melalui webinar ini, peserta tak hanya mendapatkan materi dan sertifikat, tetapi juga akses untuk mengukur skill collection-nya secara gratis. Sebuah langkah penting untuk menguatkan fondasi SDM dan sistem penagihan yang adaptif di tengah tantangan ekonomi yang terus berubah.
Sudah saatnya collection tidak lagi dilihat sebagai beban operasional, tapi sebagai investasi jangka panjang dalam menjaga ketahanan BPR.
